Hidup Seorang Gamers

“Hidup Seorang Gamers”

Selamat Datang di Blog gw. Mungkin ini x pertama gw nulis cerita di blog gw, jujur gw jarang yg nama nya nulis cerita apalagi yang nama nya ngetik [capek]. Mungkin gw mau mencoba untuk menceritakan kisah nyata yang gw kutip dari hidup gw sendiri. Tentang “Kehidupan Seorang Gamer”, disini gw juga akan memberikan sedikit solusi dan tips” buat gamers yang baik.

Check it dot !!!

Apa itu game? Game adalah sebuah permainan yang dapat memberikan kepuasan terhadap seseorang dan meringankan beban pikiran seseorang. Tak kala juga game itu sendiri memberikan efek tersendiri bagi si pengguna, sama hal nya seperti narkoba, game jg memberikan efek candu terharap seorang gamers. Contoh nya saya sendiri ^_^, Sejak SMA saya bergelut dengan game sampai detik ini saya menulis cerita ini pun sambil bermain game (peace). Awal nya game itu buat saya hanya iseng karena tugas di sekolah menumpuk (maklum anak SMP baru masuk SMA yeaaah). Saya jalani keseharian saya dengan game, awal nya biasa saja mugkin 1 minggu porsi saya untuk maen game itu Cuma 1x. Sebulan kemudian  1 minggu 3x, 3 bulan kemudian 2 minggu 7x, setengah tahun kemudian 1 bulan 1 hari. Satu tahun kemudian 3x dalam sehari, layaknya minum obat anjuran dokter 3x sehari, hahahaha.

Nah Saya akan memberikan sedikit informasi tentang dampak buruk dari seorang pecandu game seperti saya ini. Tak kala seorang gamers itu ingin memberikan konstribusi lebih kepada game itu sendiri. Dengan cara membeli card atau yang di kenal dengan sebutan “voucher” sebagai donasi terhadap game tertentu. Oia harga voucher itu sendiri bisa d bilang dahsyat looh. Dari yang 10rb,20rb,35rb,65rb,175rb bahkan sampai 500rb untuk 1 voucher. Menurut yang ada di lingkungan saya, gamers tidak memandang usia. Anak umur 7 tahun pun sudah bisa di bilang sebagai seorang gamers. Bagaimana menurut anda jika anak umur 7-12 tahun harus membeli voucher senilai 65rb bahkan sampai 157rb?? Mgkin kalau 10rb itu wajar. Seperti kejadian seseorang yang pernah saya temui di warnet “Seorang anak SD ketauan orang tua nya tidak membayar uang SPP demi membeli voucher”. Ada juga “Seorang anak SD,SMP,SMA bolos kuliah demi bermain game”. Itu perilaku yang seharusnya tidak pernah boleh dilakukan untuk seorang pelajar. Tapi apa daya game sudah meracuni otak pikiran, (oia curhat sedikit saya jg sering bolos kuliah untuk maen game, berharap orang rumah tidak tau #peace#)

Masuk ke pemecahan masalah nya,
Tips untuk mencegah atau mengurangi Efek candu anak terhadap game online  :

1.Bermain game online seharusnya diperbolehkan hanya setelah anak selesai mengerjakan tanggung jawabnya. Misalnya,orang tua sangat dianjurkan untuk menetapkan aturan bahwa gama online atau video game hanya boleh dimainkan setelah anak selesai mengerjakan PR.
2.Untuk mencegah kecanduan game online,anak harus di batasi bermain game online tidak lebih dari satu atau dua jam per hari – terutama selama tahun ajaran sekolah.
3.Meskipun jika anak bermain game online beberapa jam dapat memberikan waktu luang yang berharga untuk ibu dan ayah yang sibuk,orang tua perlu memastikan bahwa game online tidak menjadi kegiatan utama anak mereka.
4.Akses untuk game online harus dipandang sebagai hak istimewa yang diperoleh anak,bukan hak otomatis.
Sedikit Pembahasan di atas dari saya, mungkin saya sedikit munafik untuk membagikan cerita ini, tapi sisi sosial saya sangat tinggi, saya tidak ingin melihat generasi muda banyak yang rusak masa depan nya demi game. Jika teman atau sahabat anda Seorang gamers, jangan jauhi dia, dekati dia dan bantu lah dia berhenti dengan nasihat”mu. Nasihat teman atau sahabat ada kalanya lebih di dengar di banding nasihat orang tua.

Kata Mutiara buatan saya :
“Sebelum orang lain mau membantu kita, Mulailah untuk membantu diri sendiri”

Ayo Hentikan Candu Game Online !!!

Terima kasih semua yang telah berkunjung silahkan untuk membaca cerita” lainnya ^_^



Rangga Septa H,2ka12,15111873